Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Contoh Drama dan Sinopsis Berjudul Dilema

                                                  DILEMA {scene 1 pemubukaan} Sebuah kisah dimana masa detik-detik kelulusan SMA menuju jenjang pendidikan Perguruan Tinggi dengan seribu tanda tanya dipikiran setiap murid. Bel pulang sekolah berbunyi, di kelas seorang siswi bernama Anin sedang memasukkan peralatan dan perlengkapan sekolahnya untuk bergegas pulang . Darta seorang teman kelasnya melihat  Anin dari belakang dan mengamati sedikit ada masalah di Anin.

Niki Kulo Nggeh Sedoyo

Selamat Pagi! hoho mungkin yang lagi baca tidak selalu pagi ya… Sedikit basa basi ini sebelum saya masuk untuk memperkenalkan diri saya. Mungkin ada beberapa yang sudah kenal ya? (cuman keluarga) sih mungkin. langsung saja perkenalkan nama saya adalah petr cech. oh salah nama saya Glady Oralyanto Nur Rizki. Itulah nama saya, unik bukan? iya uniknya mungkin anda langsung melihat nama depan saya Glady bakal mengira diriku perempuan, namun itu salah besar. Saya laki-laki bro, sis, pak, bu, om, tante, mbah, hahaha. Itu cerita perkenalan sekaligus curahan hati sedikit selama ini sih. :) Saya anak pertama di keluarga saya, paling gede hehehe.

Puisi Cerita Kita

Cerita kita Saat kami sedang berlari Lihatlah lepas dengan bebas Kedamaian yang tlah kami punyai Senyum Cerah ada, namun perlahan sirna Senja, senja, semakin ternoda Kediaman kami mengacau Resapi tangisan kami, kepedihan perih Air mata begitu saja keluar, terpaksa kami terlonta Sebelum putih datang memikat Kami semua berdiri tegak Beringin muda pekat yang lekat Akankah kamu lihat sedemikian rupa? Itu kami dahulu yang rebah Kurasa senja berganti malam Dapat kurasakan kini hitam malam Pohon beringin pekat, berubah cepat Lapuk, rapuh, terbias oleh angin Dengar kami berbisik, dengan suara yang mengering Kami putih, beda, rapuh, dengan kelekatan kebimbangan Dinamika tembok dengan tembok Membuat air jernih tertuah minyak Tidaklah perih ini merintih Bunga mawar ditangan hancur Bercokol bunga bangkai tercium busuk Dengar, dengarlah, suara bisik kami mengering Hitam dan putih tlah berbaur buatkan kami hilang Namun suara kami ...

Puisi Sudut Tengah Kota

Sudut Tengah Kota Kepada mata melihat angan Tuaian luluh mencoba sentuhkan Waktu nampak dari hilangnya, datang dari gelap Tak sadar hati menusuk Tak henti getar dan memilu Konspirasi sosial meninggikan tembok Dimana bunga sejahtera itu? Tuhan kepada siapa aku bertanya Sudut tengah kota menangis dalam gelap Kepada siapa menjerihkan upaya suara Oh tapi suara itu tak terdengar Hanya, hanyaaa terlihat Titihan air mata menitihkan Kurasa kami sudut tengah kota usaha Sudut tengah kota tertatih Sudut tengah kota merintih Diaam...!!! sudut tengah kota kini menangis Kepada siapa lagi kami mencairkan? -GladyOralyanto-

Puisi Kurasih dan Kuraih

Kurasi dan Kuraih Kurasi dalam pikiran Kuraih lirih terpangan Terbangkan sisi hitam mudra Masih sesal diri erat kepala dapati Enggan katakan kura Sebait sulit mencair Konspirasi dalam angin mencecah Kurasa tlah lupa Warna apa yang ada saat ini? Inginkan... Buat sedikit terang Kurasa bukan lagi kemarin Tapi kembali untuk lalu Hal yang liku Kurasi lagi dalam pikiran Dengarlah lirih ini walau angin mengarahkan -GladyOralyanto

SMAN 1 Surabaya Bakti Sosial ke Liponsos Surabaya

     Sebuah uraian singkat cerita dari pengalaman hidup kemarin. Mungkin ini sudah sedikit kadaluarsa sih hehe. Benar saja ini acara sebulan lalu pada bulan Mei, tapi baru dimunculkan sekarang. Tapi tidak apa-apa lah daripada tidak sama sekali. Sedikit saja basa-basinya. Lantas saya akan menceritakan sedikit yang ada dalam sudut pandang di mata dan pikiran saya.

Puisi Cerita Pita

Cerita Pita Bangunkan aku bila terpana Sadarkan ku dalam kehampaan Terangkan ku dalam kegelapan Awan tak terlihat kini Angin enggan datang Langitku tak tentu Rupa apa tertampak panah Kemana jalanku

Puisi

Baik Tak Terbaik Lama kita terdiam Bertemu tak tentu Bertatap tak memandang Mendengar tapi membisu Saling hilang jalan Diatas sini ku masih berdiri Mencoba seperti buku kusam Tak terbuka walau indah tersembunyi Tiba senja merah datang Ada dan hilang layaknya awan Bagai kuda menggigit ekor Berputar tak ada titik satu Seribu maaf kau bunga tetangga Mengagumi bisa dengan sekedip mata Aku disini bercerita sendiri Karena dalam hati siapa yang kira? -GladyOralyanto-

Puisi

Hamparan Kaki Gunung Saat dulu kudisini tegak berdiri depan kaki ini tersebar rangkaian warna warna warna mengindahkan mata dan jiwa sejuk sudah biasa terasa sampai merasuk saat dulu kudisini tegak berdiri ku menatap sebuah hamparan indah dari sana memang kucari saat dulu kudisini tegak berdiri lalu lalang waktu ini mulai meninggalkanku ku masih terbaring dalam hamparan berat raga ini akan pergi sudah mulai kulihat senja merah menyelimuti taman langit ku masih ingin disini dalam hamparan keindahan kaki gunung sampainya ku langkahkan kakiku tertatih ku tinggalkan ini -GladyOralyanto-

A True Story

Cerita Pita Bermula dari peristiwa dari cerita tak terduga menampakkan. Terbawa angin, bibit ini tiba hinggap tak lalu melalang. Mulai saat ini disitu mulai bertumbuhkanlah pohon. Ku indahkan kata dan juang, sempat datang ingin tuk mencabut pohon ini, taukah begitu banyak hal yang terpikirkan disini. Angin, angin tak memperindahkan ini. Disini pohon semakin meninggi tanpa terketahui. Maafkan bila mengharap, tapi tak berharap. Malam ini kelam namun tak sunyi. Sudahkah kau tau mulai dari mana pohon berdiri? Itu cerita tak mudah tertuliskan tuah disini. Ketahuilah angin dan air memberikan jalannya. Ada cara, ada juang, ada putih dan kelam. Disini ada juang dan cara tak pernah terlakukan, ini seperti halnya baru. Juangan kata tertuah namun tersamarkan. Jalan ini tak mudah lurus, beribu tanya terlintas, mungkin apa mungkin. Sudahi tepian angin ini, coba lakukan lari temui indahnya angin sungguh adanya, air aliran turun lepas. Masih dan masih temukan cari jawab dari alam disitu indahny...

Puisi

Aku Berlidah Lamunanku terhenti Saat pohon itu menyatu indahnya Kurasa ini hanya mimpi angin siang Akal masih tak percaya Lintas kemudian rupa wajah itu Coba tanyakan sekian kali Hati tak hentinya bergetar Bibir mengenyam indahnya Angin dan air menyatu mulai kini Kisah kedua beda tertera Ini nyata Labuhan cerita pita terukirkan Kamu nyata Tak terduga kan ku jaga Aku berlidah Dan semua aliran berikan senyumnya Karena, Mencintaimu anugerah bagiku -GladyOralyanto-