Cerita
Pita
Bermula dari peristiwa
dari cerita tak terduga menampakkan. Terbawa angin, bibit ini tiba hinggap tak
lalu melalang. Mulai saat ini disitu mulai bertumbuhkanlah pohon. Ku indahkan
kata dan juang, sempat datang ingin tuk mencabut pohon ini, taukah begitu
banyak hal yang terpikirkan disini. Angin, angin tak memperindahkan ini. Disini
pohon semakin meninggi tanpa terketahui. Maafkan bila mengharap, tapi tak
berharap. Malam ini kelam namun tak sunyi. Sudahkah kau tau mulai dari mana
pohon berdiri? Itu cerita tak mudah tertuliskan tuah disini. Ketahuilah angin
dan air memberikan jalannya. Ada cara, ada juang, ada putih dan kelam. Disini
ada juang dan cara tak pernah terlakukan, ini seperti halnya baru. Juangan kata
tertuah namun tersamarkan. Jalan ini tak mudah lurus, beribu tanya terlintas,
mungkin apa mungkin. Sudahi tepian angin ini, coba lakukan lari temui indahnya
angin sungguh adanya, air aliran turun lepas. Masih dan masih temukan cari
jawab dari alam disitu indahnya, terasakan ingat masih bayangmu. Lihat dalam
mata ini, kaulah lamunan dari bayang ini. Bahkan terbuatkan hati bersayap
diatas pijakan tinggi berpijar. Disini terjawabkan rasa ini datang memang tak
terduga, bukan obsesi untuk ambisi, sudah dapati selektif bukan inginkan
posesif. Putih tak terduga namun berpelangi. Putuskan biarkan air mengalir apa
adanya namun tetap juang.
Kembali tempat dimana
bermimpi, tertemukan satu acara sedikit harap. Beda tidak seperti halnya.
Pikiran arah tak tentu inginkan hapus lagi dan tertuang kata bukan indah.
Entahlah disitu tertemu indah bahagia namun bodohnya. Terasa mungkin akan benci
dari itu, memang niat terlakukan dari ini tuk buatnya. Apa daya akan semakin
layu kini pohon tuk bertahan? Ternyata salah duga, semakin tinggi dan kuat ini
pohon tanpa pikir kan dari betapa beda dan tuang juang. Lintas lewat dan berada
satu lagi, disitu sejenak tertemu dan tertuang kembali kata bukan indah. Kata
bukan indah tak sengaja tertuang, dua kali tersampaikan tak jelas. Saat itu
terpikirkan sampai malam kembali terlintas dengar ia kan pergi bersuci. Tak
lama namun lama bagi ini. Keberanian katakan tiada, tuaian sapa atau apapun
kosong. Semoga tujuan ia tercapai sesuai.
Alam dan di alam lagi,
disini kembali bersama orang teranggap sahabat, namun tak teranggapkan dari ia.
Berbagai kisah terlalui, malam disini panjang dan penuh cerita deritakan. Tuang
dan riang lakukan namun terabaikan hingga raga terlayukan untuk beberapa saat.
Ada hikmah dibalik peristiwa, walau terlayukan, disini tertemukan akan sebuah
alunan inspirasi pembawa kisah ini. Tersimpan dan sedikit ada harap walau
cemas. Namun layu ini menyisahkan derita bagi ini. Kenapa lemah? Coba hapuskan
kata itu. Cemas ini makin besar, inginkan cabut pohon ini dan lagi, bahkan
takut bayang sebelumnya akan pupus, dan terlintas tuangan kata tuk cabutkan
pohon. Ku benci untuk mencintaimu. Terulang dan seterusnya, namun ada kala tiba
tak terduga tertuangkan lagi seperti didekatkan.
Sampai datang kembali
ada satu, coba tuangkan mungkin ada dan terasa, seperti sebelumnya masih ada
kata Ku benci untuk mencintai dan sampai tertuang I miss you but I hate you.
Namun tak daya ada sedikit rasa sebuah tulusnya ingatkan ia tertinggalkan
waktu. Sudahlah tertuangnya dan coba kembali seperti pohon berjalan sesuai,
walau teralun ku benci untuk mencintaimu, sampai yang terlewatkan dan sepatu.
Tapi tak buatnya pohon ini tercabut. Bodoh bukan? Disini banyak peristiwa, ada
sampai ini lemah, begitu lemah. Ada kisah pertama terjatuhkan dan tertolong
oleh ini. Hadir pertanyaan akankah kisah kedua beda tertera? Sedang jalan masih
membuat kisah pertama terjatuh dan ini ada saat terbutuhkan. Sempat terlintas
namun ini yakin sudah hapus kisah pertamanya tak ukirkan lagi. Kisah kedua ini
coba beranikan namun tak teryakinkan, sampai ada kisah dimana ini menjadi tak
indah dilihatnya, bermain berlari namun ada kala ia senyum indah. Dan masih ada
cemas disini.
Berlalu begitu, sampai
ada kisah dimana inginkan hadir disana tempat beda namun terniat dari awal
walau tak tau ia akan hadir juga. Disitu terlintas akan beri sedikit juang
tertera karena sebelumnya terasingkan. Disitu diam, tak biasanya. Sampai tiba
tersampaikan juang itu, sampai lega ini dan masih ada rasa cemas akan pupus.
Datang beranikan coba bertatap tutur kata, dan semua itu terlanjutkan dan masih
ada cemas walau ada pelangi dihadirkan ia. Ini berjalan sesuai pohon itu
terukirkan, teringat banyak cerita dan peristiwa banyak tentang ia dan juang
serta tuang kata.
Datang dihari beda,
mulai berani hadapi resiko. Walaupun sebelumnya sedikit ada tuang nasihat tuk
tidak terlakukan untuk ia oleh teman dan teman selama ini dari sedikit awal
mengerti akan sedikit cerita pita. Teguhkan hati lakukan dan disitu datang,
mulai coba tunjukkan alunan dari sebelumnya pernah terlayukan dan terinspirasi
untuknya. Dan disitu ditanyakan akan jawabnya. Kemudian diam dan hening
sejenak. Dan cemas pupus dibenak ini semakin tinggi dan meninggi.
Esoknya diam, masih
hening, dan mulai katakan cemas pupus seperti sebelumnya akan ini terbuang
sia-sia walau pernah pelangi dituangkan tak ada yang terbuang sia-sia. Masih
diam dan renung, sampainya akan pisah jawab cemas itu dihilangkannya, dari
tuang tanya Maukah kau terbenam dihatiku? Terjawabkan oleh anggukannya dan
sepatah kata Iya. Sempat tak percayakan, ini benar apa mimpi. Walau sempat
terindahkan dan kutuangkan ke teman sejuang ini, dan benar ini nyata, kamu
nyata. Semua tuang tanya sedikit hilang dan terjawabkan, dan ini indahnya.
Ternyata kisah kedua
beda tertera ada, ia nyata, kamu nyata. Aku berlidah angin dan air menyatu kini
dan terjagakan oleh ini. Terima kasih tlah datang tak terduga. Berikan indah
warna menyatu dari angina dan air. Semua aliran katakan terima kasih tlah
datang tak terduga dan berikan sambutnya.
-GladyOralyanto-
-GladyOralyanto-
Comments
Post a Comment