Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2016

Mengenang Jiwa Lalu

Aku rindu akan jiwa-jiwa itu... Jiwa tenang Tanpa kenodaan warna kepentingan Ingat darimana asal Bagaimana tujuan Proses ini bukan tentang eksistensi Hanyalah tanggung jawab dedikasi Rebah dua tangan itu untuk semua Berdiri dalam panggilan hati Senyum untuk ketulusan Walaupun, mata melihat tanpa terlihat Badan meronta tanpa terangkat Ah Lirih ini cukup mencuap, Pulihkan semua tiang penyangga Dan nanti, Semoga tetap terbuka naungan keikhlasan Dan segera wujud akan kesadaran Berjuanglah meskipun berdiri terinjak!

Manusia Bodoh

Manusia Bodoh Kami adalah manusia bodoh Turun untuk belajar Datang untuk belajar Demi mengerti, bukan mengejar nilai dan pintar belaka Kami memang manusia bodoh Bukan Tuhan dan juga bukan Nabi Yang sempurna dan tanpa salah Kami memang manusia bodoh Dengan segala keputusan pilihan tapi tetap dalam pertimbangan Salah itu pasti, datang dari kami manusia yang kau anggap bodoh Tapi kami memang sangat bodoh Hidup untuk dedikasi Bukan hanya untuk eksistensi dan akademisi Tanpa memikir diri kami sendiri Walau dengan banyak cemooh Dan pandangan sebelah mata saja Kami  berpikiran bodoh Untuk ini, kamu, dan kita semua Karena kami memang bodoh, Tanpa banyak teori tapi aksi Demi untuk perubahan dan kemajuan kita semua -gladyoralyanto

Malam Minggu Menipu!

Malam Minggu Menipu! Kata tuan ini malam minggu indah Tuan bertata dengan 1000 asah Kemudian menghanyutkan suasana Dibalik hujan yang merana Gerik mata yang mengembang, dan Gelak tawa memadu perih Senyuman itu palsu dipertontonkan Mama tolonglah, malam mingguku ini beda Peluklah diriku yang tlah ditipu dunia Dibalik hujan malam minggu ini, ku rasa gelisah karena semua kata tuan itu Tuan yang memang bertata baik, namun busuk nyatanya! Enyahlah! -GO-

Puisi Rasa Bimbang

RASA BIMBANG   Rasa bimbang menghampiri Tak tau waktu kini merasuki Sebuah bayang layu kemudian pergi Sempat ku ukir bayang layang Aku datang dengan suara tenang Kemudian menetap direbahan Jangan kemudian kau masuk dan menusuk Disini hanya mendirikan pohon Seuntai kata menjadi pedang pemecah Sebuah kata menjadi gelap Melihat dunia tak seindah lalu Berputar arah jalan tak nampak Berhenti, namun kaki ingin berjalan pelan Semakin disimpan semakin keluar Hanya insan sendiri disini Berdiri tanpa sandaran raga Berdiri untuk diterpa Bahkan terkadang aku seperti boneka Diam, menemani, memberi Tetapi akan ditinggal pergi Kemudian datang untuk menyakiti Disaat dunia sedang tidak bersahabat lagi Rasa bimbang ini menghampiri Tak tau waktu sili berganti Rasa bimbang ini menghantui di keheningan perih -GladyOralyanto-